Sebagian agenda Festival Tjimanoek 2019 sudah
dilaksanakan. Dalam jumlah penonton, 4 acara di
antaranya paling banyak disaksikan.
Panggung Gembira
Indosiar, Konser Bintang Pantura Session 2, Pameran Pembangunan dan Karnaval
Tjimanoek dinilai sebagai even paling akbar.
Dari 4 kegiatan tersebut tidak menghitung jumlah penonton yang menyaksikan lewat layar kaca, live streaming, youtube dan berbagai media sosial.
Dari 4 kegiatan tersebut tidak menghitung jumlah penonton yang menyaksikan lewat layar kaca, live streaming, youtube dan berbagai media sosial.
Disayangkan acara-acara kebanyakan digelar
siang hari. Namun demi menyaksikan hiburan gratis, publik rela dibakar sengatan matahari.
Bagi warga dalam kota, cukup memakan waktu beberapa menit berkendara ke tempat hiburan. Tak punya kendaraan pribadi, pakai moda transportasi umumpun jadi. Bahkan bisa secara rombongan menyewa odong-odong atau grandong.
Meski odong-odong sebenarnya dilarang beroperasi, kenyataan ranmor rakitan ini masih banyak berseliweran di jalan raya.
Baca : ( Melanggar Ketentuan, Bentor dan Odong-Odong Dilarang )
Bagi warga dalam kota, cukup memakan waktu beberapa menit berkendara ke tempat hiburan. Tak punya kendaraan pribadi, pakai moda transportasi umumpun jadi. Bahkan bisa secara rombongan menyewa odong-odong atau grandong.
Meski odong-odong sebenarnya dilarang beroperasi, kenyataan ranmor rakitan ini masih banyak berseliweran di jalan raya.
Baca : ( Melanggar Ketentuan, Bentor dan Odong-Odong Dilarang )
Karnaval Tjimanoek termasuk agenda keramaian yang
ditunggu-tunggu. Pantauan K2 FM, satu
keluarga berduyun-duyun keluar dari gang menuju lokasi sepanjang jalan-jalan protokol.
Sementara sekolah tak ada aktivitas KBM. Sekolah justru mengirim siswa tampil menunjukkan kreativitas membawa nama sekolah. Siswa pasti bangga ditonton Bupati dan duta besar negara-negara sahabat.
Pemandangan tak biasa terlihat di salah satu sekolah TK. Sekolah tampak sepi, hanya kedapatan ada segelintir siswa pada Sabtu (12/10). Konon orang tua murid berdalih si anak ingin menyaksikan karnaval. Atau bisa jadi orangtua murid punya tujuan lain yakni ber-swafoto alias selfie.
Pemandangan tak biasa terlihat di salah satu sekolah TK. Sekolah tampak sepi, hanya kedapatan ada segelintir siswa pada Sabtu (12/10). Konon orang tua murid berdalih si anak ingin menyaksikan karnaval. Atau bisa jadi orangtua murid punya tujuan lain yakni ber-swafoto alias selfie.
Acara yang dibalut seni-budaya khas Indramayu tersebut dipastikan
terus berkelanjutan. Ke depan, masyarakat
tentu kehilangan bila ada salah satu yang absen.
Hal itu menunjukkan warga Indramayu butuh hiburan. Dan
itu hanya bisa disaksikan setahun sekali. Masyarakat juga tak mau repot memikirkan
berapa besar anggaran yang digunakan.
Adanya keramaian ber-efek bagi pedagang mulai penjual
'cireng', tukang becak, pemilik cafe-resto hingga pengusaha perhotelan. Mereka
mendapat berkah atas kemeriahan harjad ke 492 Indramayu. (Jeffry)
Posting Komentar