(function(d) { var cwjs, id='chatwing-js'; if(d.getElementById(id)) {return;} cwjs = d.createElement('script'); cwjs.type = 'text/javascript'; cwjs.async = true; cwjs.id = id cwjs.src = "//chatwing.com/code/83d797d1-1dcb-4273-bce7-7f8fb767c8b5/embedded"; d.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(cwjs); })(document); Imron Jagat : Tahun ’80 – ’90 Era Kejayaan Musik Dangdut | K2-911 FM | KIJANG KENCANA
Home » , » Imron Jagat : Tahun ’80 – ’90 Era Kejayaan Musik Dangdut

Imron Jagat : Tahun ’80 – ’90 Era Kejayaan Musik Dangdut

Written By K2-911FM on Rabu, Juli 03, 2019 | 14.46.00


INDRAMAYU – K2 FM – Kamis,3/7-2019, 14:45 WIB

Bicara penyanyi dangdut bukan cuma so’al cengkok semata.  Di luar sisi musikalitas, penyanyi dangdut Indonesia ternyata memliki karakter suara yang berbeda.

"Ini cuma bisa ditemui pada penyanyi dangdut tahun ’80 dan ’90-an,” kata penyiar acara dangdut K2 FM, Imron Jagat.


Menurut Imron, kelebihan yang dimiliki penyanyi dangdut satu dan lainnya terletak pada karakter vokal.  

Imron mengamati, di era itu banyak penyanyi berkarakter suara bagus sehingga memunculkan ciri khas masing-masing.

Ia menyebut sejumlah penyanyi seperti Rita Sugiarto, Iis Dahlia, A. Rafiq, Meggy Z, Hamdan ATT, Mansyur S, Evie Tamala, Itje Trisnawati, Imam S. Arifin hingga biduan fenomenal Elvy Sukaesih adalah sederet nama yang memiliki kriteria vokal dangdut asli.

“Jadi, boleh saya bilang bahwa era 80 dan 90 merupakan puncak kejayaan musik dangdut tanah air,” tegasnya.
 
Namun sebuah catatan penting, musik dangdut yang mewarnai khasanah musik Indonesia waktu itu kata Imron, tidak serta merta menenggelamkan si raja dangdut Rhoma Irama.

Bahkan di tahun-tahun itulah pamor ‘pak haji’ tambah bersinar akibat  banyak penyanyi dangdut mengikuti jejak Rhoma.  

Sebut saja nama-nama seperti Nano Romanza, Mara Karma, Dedi Irama dan sejumlah pengikut lain.  Dan hebatnya, bagi Rhoma sendiri mereka tidak dianggap sebagai pesaing.

 “Sosok Rhoma memang tak tergantikan oleh siapapun,” ujar Imron singkat.

Kendati berawal dari sekedar meniru, tapi berkah diperoleh Nano Romanza dan Mara Karma. Seiring perjalanan waktu, merekapun menuai sukses. Orang akhirnya mengakui bahwa Nano dan Mara bukanlah bayang-bayang Rhoma lagi.

Nah mulai tahun 2000-an kesini, dangdut sudah tidak murni lagi karena banyak dimasuki unsur musik lain,” katanya.  

Maka jangan heran dirinya kurang suka mendengarkan dangdut masa kini yang punya label macam-macam : house music, remix atau koplo.  

Apalagi sang penyanyi ternyata lebih terkenal karena goyangannya, bukan suaranya.

“Dangdut asli mulai redup setelah era penyanyi Ricky Likoer, tepatnya mulai tahun 2000-an, lepas itu tidak ada karya se-abadi dulu lagi," pungkas Imron.  (Jeffry)

  .  Imron Jagat, penyiar dangdut K2 FM.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kang Imron Jagat
Copyright © 2011. K2-911 FM | KIJANG KENCANA - All Rights Reserved
Template Created by Yudhi Harjo
Proudly powered by Blogger