(function(d) { var cwjs, id='chatwing-js'; if(d.getElementById(id)) {return;} cwjs = d.createElement('script'); cwjs.type = 'text/javascript'; cwjs.async = true; cwjs.id = id cwjs.src = "//chatwing.com/code/83d797d1-1dcb-4273-bce7-7f8fb767c8b5/embedded"; d.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(cwjs); })(document); Pedagang Luar Indramayu Raup Rejeki Hari Jadi | K2-911 FM | KIJANG KENCANA
Home » » Pedagang Luar Indramayu Raup Rejeki Hari Jadi

Pedagang Luar Indramayu Raup Rejeki Hari Jadi

Written By K2-911FM on Selasa, Oktober 07, 2014 | 23.58.00


INDRAMAYU – K2 FM – Selasa,7/10-2014, 23:58 WIB

                        Keramaian Hari Jadi Indramayu di beberapa lokasi, dimanfaatkan para pedagang menangguk rejeki.  Sedikitnya ratusan pedagang berdatangan dari luar kota memburu rupiah di Kota Mangga.  

                        Pada momen Pawai Pembangunan siang tadi, para pedagang asal Cirebon, Subang dan Bandung mulai menyerbu kota Indramayu.  Menggunakan sepeda motor, mereka datang secara bergelombang sejak jam 08.00 pagi.  Identitas mereka diketahui dari plat motor dan bahasa. Siasat dagangpun diatur sedemikian rupa guna memasarkan dagangan. 

Kelompok pertama yaitu pedagang busana adat, blangkon dan Iket (ikat kepala) berasal dari Subang dan Bandung. Selain Indramayu, mereka memasarkan dagangan pada tiap kegiatan adat tradisi daerah tertentu ke seluruh wilayah se-Jawa Barat.  “Kami biasanya keliling daerah secara berombongan menggunakan motor,” kata Enang Supriyatin (48) asal Subang.

Iket yang ia jual punya nama-nama misalnya Barangbang Semplak, Mahkota Wangsa, Buaya Ngangsar, Sabilulungan dan puluhan nama lain yang sudah dikenal di tatar Sunda. Iket dikenal sebagai bagian dari kelengkapan berbusana yang digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan budaya yang dikaitkan dengan nilai budaya, adat istiadat serta pandangan hidup masyarakat.

Menurut Enang, sasaran pemasaran busana adat, blangkon dan Iket selain pada peringatan hari jadi, juga ke festival adat, hari besar keraton dan pagelaran wayang golek. “Di sini jarang ada wayang golek ya,” tanya Enang kepada K2 FM.

                      Menurutnya, penjual seperti dirinya dituntut paham seluk-beluk busana tradisional dan kelengkapannya.  “Biasanya pembeli tak lepas dari pertanyaan yang harus dijawab oleh penjual misalnya jenis bahan, perbedaan bentuk-bentuk Iket dan sebagainya,” kata Enang.

                        Enang cs sudah ambil ancang-ancang untuk mengunjungi Cirebon.  Ada 2 pusat keramaian masing-masing Festival Seni Budaya Pesisiran dan Haul Sunan Gunung Jati ke-461. 

                        Kelompok ke-dua adalah pedagang asal Jamblang Cirebon. Mereka memenuhi sudut halaman Masjid Agung untuk berkumpul, menitipkan kendaraan dan menjual mainan anak-anak seperti wayang kertas, pesawat gabus (styrofoam), kincir plastik, balon berbentuk tokoh-tokoh heroik, karton bergambar Upin-Ipin, Masha, trompet dan lain-lain. Aneka rupa mainan anak-anak dihargai mulai Rp. 5.000 tergantung jenis dan bahannya.    
    
Seorang pedagang Wardi mengatakan, keuntungan menjual mainan digunakan untuk menghidupi keluarganya di Cirebon.  “Sebagian sisanya untuk membayar cicilan motor,” katanya sambil menunjuk motor dimaksud. Konon pedagang mainan keliling ini akan menyambangi daerah Susukan Cirebon setelah dari Indramayu.  Dipilihnya Susukan atas dasar tukar-menukar informasi antar mereka. Sedangkan informasi mengenai hari jadi Indramayu, diketahui dari spanduk-spanduk.  (Jeffry)

 Enang Supriyatin memakai Iket Sabilulungan.  (Photo : Jeffry/K2 FM)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kang Imron Jagat
Copyright © 2011. K2-911 FM | KIJANG KENCANA - All Rights Reserved
Template Created by Yudhi Harjo
Proudly powered by Blogger