HTI Mengkritisi Tayangan Televisi Di Bulan Ramadhan

INDRAMAYU – K2 FM (22/7-2012) -  "Televisi selayaknya mengisi Ramadhan dengan agenda acara edukasi yang dapat meningkatan keimanan. Jangan diisi dengan lawakan-lawakan. Saya lihat lawakan di bulan Ramadhan sangat mendominasi acara televisi sehingga edukasi kurang ditonjolkan. Televisi jangan takut jika menyiarkan edukasi ratingnya akan turun," ujar Menteri Agama RI Suryadharma Ali, di Jakarta, Selasa (17/07/2012).

Senada dengan pernyataan Menteri Agama, DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Indramayu mengkritisi tayangan televisi yang isinya saling mengejek dan kata-kata kotor.  “Pada bulan suci Ramadhan, seharusnya bertaqwa dalam istilah sesungguhnya. Namun terkadang karena sifat taqwanya tidak melekat, maka perubahanpun semu, misalnya dalam hal pemakaian kerudung atau isi tayangan televisi. Belum ada perubahan, kontent acara masih saling ejek dengan kata-kata kotor ”, ujar Ustadz Ramli Yudarsana, S IP saat mengisi acara Gema Ramadhan di radio K2 FM Indramayu (21/7).   Menurut Ramli, taqwa yang sesungguhnya bukan hanya di Ramadhan melainkan terjadi kontinyuitas taqwa untuk waktu-waktu selanjutnya. 

Ustadz Ramli adalah pengisi acara Gema Ramadhan, program yang hadir tiap pukul 16.00-17.00 WIB di radio K2 FM Indramayu.  Program tausyiah ini bekerja-sama dengan DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Indramayu.  Di hari pertama Ramadhan, Ustadz Ramli mengangkat tema ‘Keutamaan Bulan Ramadhan’.

Selain tema di atas, beberapa tema lain selama Ramadhan disampaikan HTI seperti masalah keluarga, remaja, kemasyarakatan, sosial, budaya, fiqih wanita, bisnis Islami, ekonomi dan sistem keuangan Islam.

Materi ceramah, diracik berdasarkan dalil nash, kisah inspiratif, testimoni, fakta, muhasabah, contoh praktis dan suplemen.  Topik yang dibahas akan meng-edukasi pendengar, sehingga pendengar yakin bahwa Islam memberikan kesejahteraan (rahmat) dalam kehidupan.

Namun di sisi lain, tayangan beberapa televisi pada hari pertama bulan Ramadhan (22/7) WIB dini hari, acara sahur diisi komedi dan tak menyentuh edukasi seperti harapan Menteri, pun tak ada perubahan berarti seperti harapan HTI.