Pertanyaan di atas sering mengemuka seiring timbul rasa penasaran apa sebabnya. Sang programmer menampik jika pihak radio mencekal salah satu artis penyanyi daerah. Ini bukan kebijakan resmi radio. Mengutip pengakuan dari tiga penyiar pembawa acara tengdung di K2 FM, diperoleh jawaban bahwa memang lagu-lagu dari penyanyi berinitial NA tidak pernah diputar. Ini hanya masalah sikap dan perilaku penyanyi NA yang tidak respon kepada K2 FM, berakibat lagunya tidak diputar. Bukan pula lantaran sentimen pribadi antara penyiar dan penyanyi NA.
So'al pelestarian seni dan budaya daerah, K2 FM justru telah melakukan itu baik dalam program on air maupun off air .
Sangat lucu bila K2 FM memutar lagu asing sementara lagu dan penyanyi daerah diabaikan. Sebaliknya, penyanyi daerahpun mesti sadar namanya besar karena radio-radio lokal. Jika diamati, biasanya si penyanyi golongan pemula akan membidik radio sebagai jalan menuju popularitas. Mereka datang membawa rekaman lagu ke radio dengan harapan lagunya diputar. Sayang, setelah terkenal mereka lupa. Penyanyi yang sudah berpredikat Artis Pantura beranggapan radio tidak lagi punya peran penting. Ia sudah bisa 'hidup' dari panggung ke panggung. Jadwal pentas padat, materi pun melimpah.
Namun tidak semua penyanyi daerah seperti itu. Nama besar seperti Dedi Yohana dan Diana Sastra masih bersedia datang ke studio untuk publikasi lagu baru. Bahkan artis sekelas Hj. Aas Rolani, Dede S dan Wulan siap diundang pentas ke beberapa radio lokal tanpa berucap 'wani piro ?'.
Kita berharap persoalan NA tidak melebar hingga berujung pada perbedaan artis asal Indramayu atau Cirebon. Sebab dua daerah ini punya kesamaan seni-budaya yang tak perlu diperdebatkan.
Hj. Aas Rolani
Posting Komentar