(function(d) { var cwjs, id='chatwing-js'; if(d.getElementById(id)) {return;} cwjs = d.createElement('script'); cwjs.type = 'text/javascript'; cwjs.async = true; cwjs.id = id cwjs.src = "//chatwing.com/code/83d797d1-1dcb-4273-bce7-7f8fb767c8b5/embedded"; d.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(cwjs); })(document); Imron Jagat : Tahun '80-'90an, Era Kejayaan Musik Dangdut | K2-911 FM | KIJANG KENCANA
Home » » Imron Jagat : Tahun '80-'90an, Era Kejayaan Musik Dangdut

Imron Jagat : Tahun '80-'90an, Era Kejayaan Musik Dangdut

Written By K2-911FM on Selasa, Desember 22, 2020 | 01.57.00


INDRAMAYU - K2 FM - Selasa,22/12-2020, 01:00 WIB

Bicara penyanyi dangdut bukan cuma so’al cengkok semata.  Di luar sisi musikalitas, penyanyi dangdut Indonesia ternyata memiliki karakter suara yang berbeda.

"Ini cuma bisa ditemui pada penyanyi dangdut tahun ’80 dan ’90-an,” kata penyiar acara dangdut K2 FM, Imron Jagat.

Menurut Imron, perbedaan yang dimiliki penyanyi dangdut satu dan lainnya terletak pada karakter vokal.  

Imron mengamati, di era itu banyak penyanyi bersuara bagus dan berkarakter khas sehingga memunculkan ciri masing-masing.

Ia menyebut sejumlah penyanyi seperti Rita Sugiarto, Iis Dahlia, A. Rafiq, Meggy Z, Hamdan ATT, Mansyur S, Evie Tamala, Itje Trisnawati, Imam S. Arifin hingga biduan fenomenal Elvy Sukaesih adalah sederet nama yang memiliki kriteria vokal dangdut asli.

“Jadi, boleh dibilang era 80 dan 90 merupakan puncak kejayaan musik dangdut tanah air,” tegasnya.


Namun sebuah catatan penting, musik dangdut yang mewarnai khasanah musik Indonesia waktu itu kata Imron, tidak serta merta menenggelamkan si raja dangdut Rhoma Irama.

Bahkan di tahun-tahun itulah pamor ‘bang haji’ tambah bersinar sehingga  banyak penyanyi dangdut mengikuti jejak Rhoma.  

Sebut saja nama-nama seperti Nano Romanza, Mara Karma, Dedi Irama dan sejumlah pengikut lain.  Dan hebatnya, bagi Rhoma sendiri mereka tidak dianggap sebagai pesaing.

“Sosok Rhoma memang tak tergantikan oleh siapapun,” ujar Imron singkat.

Kendati berawal dari sekedar meniru, tapi berkah diperoleh Nano Romanza dan Mara Karma. Seiring perjalanan waktu, merekapun menuai sukses. 

Orang akhirnya mengakui bahwa Nano dan Mara bukanlah bayang-bayang Rhoma lagi.

“Nah mulai tahun 2000-an kesini, dangdut sudah tidak murni lagi karena banyak dimasuki unsur musik lain,” katanya.  

Maka jangan heran dirinya kurang suka mendengarkan dangdut masa kini berlabel house music, remix atau koplo.  

Apalagi sang penyanyi ternyata lebih terkenal karena goyangannya, bukan suaranya.

“Dangdut asli mulai redup setelah era penyanyi Ricky Likoer, tepatnya mulai tahun 2000-an. Selepas itu tidak ada lagi karya se-abadi dulu," pungkas Imron.  (Jeffry)



Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kang Imron Jagat
Copyright © 2011. K2-911 FM | KIJANG KENCANA - All Rights Reserved
Template Created by Yudhi Harjo
Proudly powered by Blogger