(function(d) { var cwjs, id='chatwing-js'; if(d.getElementById(id)) {return;} cwjs = d.createElement('script'); cwjs.type = 'text/javascript'; cwjs.async = true; cwjs.id = id cwjs.src = "//chatwing.com/code/83d797d1-1dcb-4273-bce7-7f8fb767c8b5/embedded"; d.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(cwjs); })(document); Prosesi ‘Ngejog’ Libatkan Puluhan Nelayan Karangsong | K2-911 FM | KIJANG KENCANA
Home » » Prosesi ‘Ngejog’ Libatkan Puluhan Nelayan Karangsong

Prosesi ‘Ngejog’ Libatkan Puluhan Nelayan Karangsong

Written By K2-911FM on Jumat, Juni 26, 2020 | 01.51.00


INDRAMAYU – K2 FM – Jum’at,26/6-2020, 01:51 WIB

Karangsong, dikenal sebagai salah satu sentra produsen ikan di Indramayu. Ikan diperoleh dari laut menggunakan perahu nelayan.  Tak heran Karangsong menjadi tempat pembuatan perahu berbagai jenis.

Pembuatan perahu dikerjakan secara tradisional tanpa menggunakan alat-alat modern. Untuk jenis kapal motor bertonase besar, pembuatannya dilakukan di bantaran sungai. 

Setelah rampung, digelar acara syukuran di rumah pemilik. Kapal motor kemudian diturunkan ke sungai keesokan harinya.

Seperti tampak pada Minggu (20/6-2020) di sungai Prajagumiwang, Karangsong Kecamatan Indramayu. Puluhan nelayan menurunkan kapal dari darat ke sungai. Kapal berbobot sekitar 90 GT ditarik dengan tali sepanjang 50 meter.

Peristiwa unik ini sempat menjadi tontonan warga. Tak terkecuali Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Disbudpar Indramayu, Tinus Suprapto yang menyaksikan dan merekam momen tersebut.

 "Prosesi ini dinamakan ngejog,” jelas Tinus.

Bagi Tinus, tradisi nelayan dari mulai pembuatan kapal hingga prosesi ngejog merupakan momentum yang tak lepas dari perhatiannya. Hal itu guna kepentingan dokumentasi.

“Pihak propinsi meminta saya mendokumentasikan aktivitas nelayan di Indramayu, termasuk penggunaan istilah-istilah khusus dalam kehidupan nelayan,” tambahnya.

 Lebih lanjut kata Tinus, selain istilah ngejog, ada pula liyer yaitu sebutan untuk alat katrol. Berfungsi membantu nelayan menarik kapal agar beban tidak terlalu berat.

“Penempatan liyer berada di seberang sungai, dihubungkan dengan tali atau tambang besi.  Banyaknya liyer disesuaikan dengan berat kapal.  Demikian juga jumlah penarik kapal, bisa melibatkan puluhan bahkan ratusan orang, terbagi dalam beberapa kelompok secara bergantian,” ucapnya.

Selama kegiatan ngejog berlangsung, biasanya ditandai dengan pemadaman aliran listrik.  Hal itu dilakukan untuk mencegah tersengat listrik lantaran kabel listrik PLN sangat dekat dengan ketinggian tiang kapal/perahu.

Seorang nelayan di lokasi ngejog mengatakan, konon kapal yang ditaksir bernilai miliaran rupiah itu disebut-sebut milik H. Hariri, juragan asal jalan Kirancang Kelurahan Margadadi Indramayu. Dikerjakan selama 5 sampai 6 bulan dan akan berlayar ke perairan Papua.

Setelah berada di sungai Prajagumiwang, kapal masih menunggu selama beberapa bulan ke depan untuk siap dilarung ke laut lepas.  Pasalnya, kapal belum dilengkapi mesin, alat tangkap ikan dan kelengkapan kelaikan pelayaran.  (Jeffry) 


 

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Kang Imron Jagat
Copyright © 2011. K2-911 FM | KIJANG KENCANA - All Rights Reserved
Template Created by Yudhi Harjo
Proudly powered by Blogger