INDRAMAYU – K2 FM – Sabtu,12/4-2013, 22:33 WIB
Sejumlah mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung
mengenalkan Kopi Sabar bagi petani-peternak Desa Krasak Kecamatan Jatibarang. Kopi Sabar bukanlah ramuan minuman penahan
rasa kantuk, namun sejenis pupuk organik cair dari kotoran sapi.
Kopi Sabar atau ‘Kotoran Sapi Sahabat Warga’,
digagas oleh mahasiswa Unpad dalam rangka Program Kreativitas Mahasiswa Bidang
Pengabdian Masyarakat. Terdiri dari 5
orang mahasiswa Unpad asal Indramayu, mereka mengadakan bimbingan kepada Kelompok
Tani setempat pada hari Sabtu, (12/4) di SD Negeri Krasak 5 Kecamatan
Jatibarang Kabupaten Indramayu.
Pemanfaatan
limbah, diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan masyarakat
terhindar dari sumber penyakit. Sistem tersebut tidak akan berjalan tanpa
adanya pengetahuan serta bimbingan kepada masyarakat.
Program Kopi Sabar menerapkan teknologi tepat
guna yang diharapkan dapat menciptakan pertanian mandiri dengan memanfaatkan
limbah ternak yang ramah lingkungan.
“Kopi Sabar (kotoran sapi sahabat warga) merupakan suatu program
bimbingan masyarakat dalam mengolah limbah peternakan berupa kotoran sapi
menjadi beberapa produk seperti pupuk organik cair, pupuk padat, vermikomposting, dan pembuatan biogas,”
kata pembicara Syahrul Romdhoni
mahasiswa prodi Peternakan Unpad.
Syahrul memberikan bimbingan kepada anggota
Kelompok Tani Sri Mulya Desa Krasak
Jatibarang serta sejumlah petani yang hadir dari Lohbener, Majasari, Longok dan
Jatisawit. Turut hadir, Surdika aparat pemerintah Desa Krasak, drh. Agung, drh. Nur H dan Taufik dari Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Indramayu.
Ketua Kelompok Tani Sri Mulya Waryana mengaku,
petani/peternak selama ini belum mengetahui limbahnya dibuang kemana. Ia bangga
program yang digulirkan para mahasiswa Unpad itu bermanfaat besar bagi petani
ternak. “Dengan adanya bimbingan tentang pembuatan pupuk organik cair, maka
limbah buangan itu bisa digunakan untuk meningkatkan produk tanaman palawija,
padi maupun mangga," jelasnya kepada K2 FM. Ia berjanji akan
mengajak peternak/petani lain untuk ikut serta pada pertemuan selanjutnya.
Limbah ternak merupakan salah satu jenis
buangan yang banyak diproduksi di wilayah Indramayu. Pada tahun 2011 jenis
ternak sapi dengan jumlah sapi potong 9.931 ekor, dan sapi perah 406 ekor telah
dihasilkan limbah sebanyak 7-8% dari bobot badan ternak seluruhnya. “Para
peternak sapi, hingga ini belum mengelola limbah tersebut dengan bijak, karena
sebagian besar limbah tersebut hanya dibakar, sehingga dapat menimbulkan
masalah lingkungan,” ujar Syahrul. Desa Krasak di wilayah Indramayu, mayoritas
masyarakatnya adalah petani padi dan peternak sapi, perlu dibantu oleh
putra-putri daerahnya untuk menyelesaikan permasalahan limbah yang tidak
terkelola tersebut.
“Perilaku
masyarakat Desa Krasak yang berprofesi sebagai petani padi dan peternak sapi
potong, merupakan peluang besar terciptanya pertanian mandiri. Sistem pertanian
mandiri yang perlu dilakukan adalah dengan Konsep Kopi Sabar,” terang Evi Napsiah, mahasiswa prodi Biologi
Unpad. Selain Syahrul dan Evi, mahasiswa lain yang tergabung dalam tim ini
yakni Inna Krisna Wardani (Antropologi),
Komara Permana Sidik (Sosiologi) dan
Iko Handoyo (Agribisnis). Kesemuanya tercatat sebagai mahasiswa Unpad
asal Indramayu dan akan mengadakan pertemuan susulan beberapa pekan mendatang.
(Jeffry)
+ komentar + 1 komentar
Bagi pengusaha yang menyukai ramah lingkungan maka pantas sekali menggunakan Kemasan Greenpack untuk produk makanannya. Saat ini penting sekali bagi kita untuk menyelamatkan lingkungan sekitar kita untuk menyelamatkan bumi kita dari pemanasan global warming.
Posting Komentar