<!—more-->
Antara Antara - 19 menit lalu [Taufiq Nilai Soeharto Tak Perlu Dapat Gelar] Taufiq Nilai Soeharto Tak Perlu Dapat Gelar Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR Taufiq Kiemas menilai mantan Presiden Soeharto tak perlu mendapat gelar pahlawan nasional. "Presiden itu gak perlu kasih pahlawan nasional. Sebab beliau (presiden) lebih dari pahlawan nasional... Prinsipnya, secara pribadi, kalau presiden itu gak usah dikasih gelar pahlawan," kata Taufiq Kiemas kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Senin. Menurut dia, pahlawan itu sifatnya lokal. Sementara presiden bersifat nasional dan diakui oleh seluruh rakyat Indonesia. "Kalau presiden kan ada enam orang. Pahlawan nasional banyak. Kalau presiden diakui seluruh Indonesia, kecuali yang beberapa ikut revolusi dulu seperti Tan Malaka," kata Taufiq yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP itu. Ia menambahkan, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto akan menimbulkan polemik saja. "Jadi saya rasa gak perlu, buat polemik saja. Sekarang kamu `tukang bagi` pahlawan nasional dan sekarang kamu yang dibagi pahlawan nasional, kan lucu. Sekarang tinggal rakyat saja yang menghormati atau tidak," kata Taufiq. Ia juga mengatakan, ada perbedaan antara pemberian gelar pahlawan nasional dengan penghargaan kepada presiden. "Untuk penghormatan, itu diatur lagi bagaimana bentuknya. Sekarang terserah pada presiden sekarang (Susilo Bambang Yudhoyono), mau menghormati presiden yang lalu atau tidak. Saya rasa dia hormati," kata Taufiq. Ia juga menjelaskan, Presiden Yudhoyono "memegang bola" terkait Soeharto, termasuk soal kasus-kasus yang pernah dituduhkan kepada Soeharto. "Tergantung Presiden Yudhoyono sekarang. Menurut saya gak ada orang yang gak salah. Ada yang baik, ada yang tidak. Pahlawan nasional gak usah diributkan lagi, itu sudah lama," kata dia. Sementera itu, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengatakan, Soeharto layak diberikann gelar pahlawan nasional. "Bagi PKS, Soeharto layak jadi pahlawan nasional. Tidak secara resmi, tapi itu layak," kata Anis Matta. Menurut dia, pemberian gelar pahlawan kepada mantan Presiden RI ke-2 itu adalah bentuk kearifan dari orang hidup kepada orang yang sudah meninggal dunia. "Kearifan orang hidup terhadap orang mati atau yang sudah meninggal. Diberikannya gelar pahlawan tidak akan mengubah martabat Soeharto," kata Wakil Ketua DPR itu. Anis menambahkan, setiap orang yang digelar pahlawan nasional pasti memiliki kesalahan. "Soekarno apa tak punya kesalahan. Semua calon pasti punya masalah," katanya. Ketika ditanya, apakah PKS akan siap menerima akibat bila mendukung Soeharto menjadi pahlawan nasional, Anis mengatakan, pemberian gelar itu bukan karena sebab akibat. Tapi sebuah penghargaan kepada orang yang sudah meninggal. "Ini kewajiban, ini bukan sebab akibat," tegas dia. Sementara itu, Wakil Ketua DPR dari PAN Taufik Kurniawan, pemberian gelar pahlawan tentunya sudah ada aturan dan parameternya. "Kita serahkan kepada aturan dan parameter yang ada tanpa harus meninggalkan aspek sosial masyarakat," kata dia. Kurniawan menambahkan, dalam pemberian gelar, tidak boleh ada intervensi, tidak boleh terjebak pada orang per orang tapi lebih pada kriteria dan parameter yang ada. "Kita tidak boleh mengintervensi, serahklan pada standarisasi. Insya Allah, Kementerian Sosial melihat aspek itu," katanya.
Posting Komentar