INDRAMAYU – K2 FM – Jum’at,7/8-2015,
15:19 WIB
Beberapa tempat industri dan perkantoran di
Indramayu dibanjiri siswa-siswi untuk pelaksanaan prakerin (praktek kerja industri). Namun banyaknya jumlah peserta prakerin tak
sebanding dengan jumlah dunia industri, sehingga tak jarang dalam satu kantor
terdapat puluhan siswa.
Kondisi itu berdampak semakin sulitnya anak
didik mencari tempat praktek. “Saya
mencari tempat untuk prakerin sejak tiga bulan lalu Lebih sulit lagi karena harus ke media cetak,
media elektronik, photo studio atau percetakan sesuai dengan jurusan multi media,
sehingga harus berebut dengan siswa sekolah lain,” kata Dewi Purnama Sari, pelajar kelas XII jurusan Multi Media SMKN 1
Balongan.
Dewi oleh sekolah diberikan keleluasaan
mencari tempat prakerin di Indramayu.
Beruntung Dewi bersama seorang lainnya Sri Maelani diterima praktek di sebuah kantor yang akan berakhir 3
bulan kemudian, meski harus bergabung dengan 12 orang siswi dari SMK lain.
Dewi dan Sri sebenarnya diuntungkan oleh dekatnya
jarak antara rumah dan tempat prakerin. Namun
tak demikian dengan Dheana Lorenza. Ia bersama 3 pelajar SMK Negeri 1 Gabuswetan terpaksa
kost di radio K2 FM. Dheana, Melindah,
Neni dan Indri menginap di ruangan besar dilengkapi fasilitas AC, televisi, wi-fi, mushola
serta MCK. Merekapun mendapat dukungan dan ijin dari sekolah dan orang-tua masing-masing. Bahkan ayah Indri, Wasta (45) melarang Indri agar jangan
sering pulang kampung dan berharap puteri tunggalnya betah nge-kos di K2 FM.
Prakerin ditetapkan oleh tiap Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) untuk mentransformasi perkembangan ilmu dan teknologi
antara sekolah dan dunia usaha/industri.
Kegiatan itu sebagai wahana pembelajaran khususnya pelajar SMK,
memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman kerja nyata sesuai bidang
kompetensi siswa.
Landasan yuridis pelaksanaan prakerin
didasari Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 323/U/1997
tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan,
di mana ke-dua belah pihak terlibat dan bertanggung-jawab mulai tahap
perencanaan program, penyelenggaraan sampai tahap penilaian dan penentuan
peserta didik, serta upaya pemasaran tamatannya. (Jeffry)
Posting Komentar