INDRAMAYU – K2 FM – Rabu,10/6-2015,
09:47 WIB
Fenomena perubahan iklim telah mengubah siklus
dan lama waktu musim kering dan hujan. Hal itu merupakan salah satu gejala alam
yang kurang bersahabat bagi petani sehingga berakibat gagal panen, tanam puso
dan harga anjlok. Antisipasi dari dampak
perubahan iklim ini sudah tidak bisa dilakukan secara sektoral lagi, namun
diupayakan dengan meminimalisir dampak perubahan iklim secara parsial dan luas
sehingga dampak antisipasinya dapat dirasakan secara luas dan lebih cepat oleh
petani.
Bertempat
di aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Indramayu, diadakan “Sosialisasi
dan Forum Pendayagunaan Informasi Iklim Untuk Kemandirian Pangan di Indramayu”,
Senin (8/6). Sosialisasi dihadiri
Sekretaris Daerah Indramayu Ahmad
Bahtiar, SH., Kepala Bappeda Wawang
Irawan, SH., Kepala Stasiun Klimatologi Klas I BMKG Darmaga Bogor Dedi Sucahyono Sosiadi, S.Si, M.Si., anggota
Tim Forum/Tim Iklim Indramayu serta Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP)
Kecamatan.
Sekda Ahmad Bahtiar mengatakan, anomali cuaca/iklim
sebenarnya merupakan siklus yang berlangsung sejak lama. "Bila siklus ini bisa diikuti
dan ekosistem dibenahi lagi, Insya Allah tidak akan terjadi anomali," terang Sekda. Ia mengajak masyarakat melalui petugas di
lapangan untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan arif dan bijaksana. “Kita gunakan sesuai dengan kebutuhan, bukan
sesuai keinginan apalagi didasari keinginan rakus,” katanya.
“Mudah-mudahan melalui informasi teknologi Tim
Iklim ini, para petani bisa melakukan langkah antisipasi menghadapi tantangan
iklim,” tandas Sekda.
Hal senada disampaikan Kepala Bappeda
Indramayu Wawang Irawan. Dampak
perubahan iklim yang mengakibatkan banjir dan kekeringan di lahan usaha tani,
dapat mengancam ketahanan pangan nasional, khususnya di Indramayu. Tim Iklim
Indramayu diharapkan dapat membantu memberikan
informasi akurat, baik kepada petani, petambak dan sektor-sektor lain terkait
keadaan cuaca/iklim.
Informasi dilakukan secara langsung atau
lewat media seperti Radio Kijang Kencana Indramayu. “Sengaja kami libatkan pak Ciptadi dalam Tim
Iklim agar petani dapat mengakses informasi lewat K2 FM terkait iklim, misalnya
kapan waktu kalender tanam dilakukan petani,” ujar Wawang.
Ciptadi,
SH adalah seorang yang tergabung dalam Tim Iklim yang dibentuk 2013 lalu
bersama Ir. Akhmad Budiharto, MM, H. Kusnomo Tamkani, SE, M.Agr, Ikhsanudin,
S.Pi, M.Si dan lainnya. Sedangkan Tim Forum melibatkan sejumlah SKPD seperti
Bappeda, BKP3, BPBD, BPMD, PSDA Tamben, Distanak, Cipta Karya, Bina Marga, DinkopindagUKM,
Dishutbun, Diskanla, BLH dan Balai Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman
Indramayu pada Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura Propinsi
Jabar.
Di akhir acara, Kepala Stasiun Klimatologi
Klas I BMKG Darmaga Bogor Dedi Sucahyono
Sosiadi, S.Si, M.Si., memaparkan analisis anomali suhu muka laut terkini,
terpantau per 30 Mei 2015. Iapun
memprediksi spasial anomali SST Indonesia oleh NCEP Amerika terhitung tanggal 3
Juni 2015 serta prediksi El-Nino/La Nina.
(Jeffry)
Kasklim Klas I BMKG Darmaga Bogor Dedi Sucahyono, S, S.Si, M.Si. (Photo : Muksin/K2 FM)
Posting Komentar