INDRAMAYU – K2 FM – Rabu,28/11-2012,
15:45 WIB
Sebanyak 60 mahasiswa Sekolah Tinggi Seni
Indonesia (STSI) Bandung, hadir pada upacara adat Ngarot di Desa Lelea
Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu.
Kedatangan mahasiswa-mahasiswi STSI Bandung jurusan seni tari ini
dikawal oleh empat orang dosen kampus. Mereka
datang dalam rangka tugas kampus dan tugas apresiasi kesenian.
Mahasiswa
semester pertama ini datang menggunakan dua bus langsung dari Bandung sehari
sebelumnya. Kepada K2 FM para mahasiswa
mengaku terkesan pada adat budaya asli Desa Lelea, Ngarot. Meski agak disayangkan menurutnya, kini
keaslian adat ini sedikit berbeda dengan dulu.
“Konon katanya, dulu peserta Ngarot perempuan menggunakan bunga asli di
kepala, sekarang tidak. Keaslian bunga
asli dan bukan dapat tercium dari baunya”,
kata Intan (19). Sementara
mahasiswa lain merasakan perbedaan dalam hal prosesi adat, bahwa sekarang tidak
dilakukan lagi acara arak-arakan turun ke sawah. Jadi tujuan utama agar generasi mendatang
untuk meneruskan tradisi ini hilang, katanya.
Mereka berharap agar
keaslian adat tradisi Ngarot terus dipertahankan, jangan sampai hilang atau
pudar keasliannya. “Kalau ini terus
dipertahankan maka akan lebih menarik”, ungkap Intan. Sejumlah mahasiswa STSI Bandung mengaku baru
mengetahui bahwa di Desa Lelea terdapat kesenian ronggeng ketuk, topeng dan
tanjidor. Intan bersama teman-temannya
harus mengapresiai segala bentuk seni budaya ini untuk kepentingan kampus. (Gustie Azis)
Reporter K2 FM phose bareng mahasiswa STSI Bandung. (Photo : Dok K2 FM)
+ komentar + 2 komentar
What aspects of the Ngarot tradition have left a strong impression on STSI Bandung students? greeting : Telkom University
Bagaimana pengalaman mahasiswa semester pertama yang datang dari Bandung dan mengunjungi Desa Lelea, Ngarot? Apa yang mereka ungkapkan kepada K2 FM mengenai adat budaya asli Desa Lelea? Apakah ada perbedaan yang mereka rasakan dalam pelaksanaan adat tersebut dibandingkan dengan yang dilakukan di masa lalu? Visit us Telkom University
Posting Komentar