INDRAMAYU – K2 FM – Kamis,14/10-2016,
13:10 WIB
Dalam perspektif arkeologis yang mengacu
kepada konsep Hindu Triloka dan Triangga, seharusnya di ketiga tataran
Cimanuk terdapat temuan artefak/monument yang berkaitan dengan kebudayaan
Hindu-Buddha.
“Hanya saja penilitan arkeologis dengan
segala metodenya belum pernah dilkakukan, apalagi penelitian arkeologi yang
mendalam. Survey permukaan yang terarah
saja agaknya belum pernah dilaksanakan di sepanjang DAS Cimanuk,” kata Prof. Dr. Agus Aris Munandar, seorang
guru besar Arkeologi Universitas Indonesia.
Guru besar kelahiran Indramayu 13 Juli 1959
itu mengungkap fenomena geografis dan konsepsi kebudayaan Sungai Cimanuk,
bagaimana daerah aliran sungai (DAS) dibagi dalam beberapa segmen sesuai konsep
kebudayaan yang dulu pernah berkembang.
Agus Aris Munandar adalah satu 3 pembicara
dalam Seminar sehari Cimanuk :
Perspektif Arkeologi, Sejarah dan Budaya di Aula Bumi Patra Indramayu,
Kamis (14/10). Dua nara sumber lain, Supali Kasim, M.Pd (pemerhati sejarah
dan budaya Indramayu) dan Agung Nugroho,
S.H. (jurnalis/pemerhati budaya).
Pada seminar itu, Agus secara hati-hati
menjabarkan bagaimana sejarah Indramayu terkait peran penting keberadaan Sungai
Cimanuk dan kebudayaannya masa itu. “Saya
memberanikan diri dan mencoba menelusuri semampu saya bagaimana konsepsi budaya
di sepanjang Sungai Cimanuk dan tokoh perempuan Nyi Endang Dharma Ayu,”
terangnya.
Dalam memandang perkembangan kebudayaan dan
peradaban yang berkembang di DAS Cimanuk, menurut Agus sebaiknya tidak secara
fragmentaris, daerah demi daerah, melainkan harus secara kesatuan dalam
perspektif Sabuk Peradaban Cimanuk.
“Sabuk itu membentang dari daerah
hulu-tengah-dataran pantai, dari Garut-Sumedang dan Majalengka-Indramayu tidak
terputus,” tuturnya. Dalam sabuk itu
terdapat variasi karakter budaya sejak yang konservatif budaya Sunda Priangan
Timur, Budaya Priangan Tengah, dan budaya pantura yang ceria, terbuka dan berwarna.
Seminar
“Cimanuk : Perspektif Arkeologi, Sejarah dan Budaya” dibuka oleh Wakil Bupati
Indramayu Drs. Supendi, M.Si dalam
rangkaian kegiatan Festival Tjimanoek 2016.
(Jeffry)
Posting Komentar