INDRAMAYU – K2 FM - Sabtu,14/9-2013,
08:55 WIB
Sebuah angka cukup fantastis ditawarkan
panitia bagi pemenang Lomba Desain Tugu Adipura dan Gapura Masuk Kabupaten
Indramayu. Total disediakan Rp. 40 juta,
masing-masing untuk pemenang desain Tugu Adipura Rp. 20 juta dan pemenang
desain Gapura Rp. 20 juta. Jumlah itu
tidak serta merta diberikan kepada karya desain yang asal-asalan. Maka Panitiapun menetapkan seabreg ketentuan
yang wajib ditaati peserta.
Peserta harus bersedia mengikuti tahapan dan
prosedur lomba. Melihat ketentuan itu
memang ribet karena hasil lomba desain direncanakan bakal menjadi desain untuk
mengganti tugu Adipura yang ada dan membangun gapura pintu masuk ke wilayah
Indramayu.
Pelukis senior Indramayu Dartim Yudha mengatakan, ketentuan-ketentuan lomba sudah benar,
tinggal diharapkan peserta mengerti seni dan paham tata ruang sebab semua itu
terkait. “Sebuah karya seni monumental
harus ber-esensi memunculkan karakter Indramayu,” katanya. Di sisi lain menyangkut tata ruang ; di mana
ditempatkan tugu atau gapura, sehingga dalam lima atau ratusan tahun ke depan
masih berdiri kokoh dan dilihat oleh generasi mendatang. “Oleh karena itu, spesifikasi bahan bangunan
menjadi perencanaan sangat vital dan dibahas oleh ahlinya,” ungkap Dartim.
Si pemenang nantinya adalah pemegang hak
cipta, secara otomatis sudah masuk dalam ranah kekayaan intelektual
seseorang. UU Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta menyatakan bahwa Hak Cipta adalah hak yang mengatur karya
intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dituangkan dalam
bentuk yang khas dan diberikan pada ide, prosedur, metode atau konsep yang
telah dituangkan dalam wujud tetap.
“Ini proyek besar masa depan Indramayu, perlu
ada kajian kalau arahnya ke depan,” kata sastrawan Indramayu Yohanto A. Nugraha. Sependapat dengan Dartim, ia menyebut contoh
kasus yang dialami rekan sesama seniman ketika merancang patung di salah satu
sudut Indramayu. Seniman yang merancang
terpaksa menanggung beban moral karena pembangunannya bukan oleh ahli tata
ruang. Iapun harus terdesak plafon
sehingga saat dibangun ukurannya berbeda dengan apa yang dirancang sebelumnya.
Dartim menyarankan
karena lomba ini sebagai dasar pijakan bagi pembangunan tugu dan gapura
kebanggaan wong Dermayu, maka juri harus dari beberapa unsur/komponen. “Jangan sampai peserta lebih pintar daripada
jurinya,” kata pemerhati seni-budaya lainnya.
Sementara Syayidin, SR mengaku ada kekhawatiran pasca dibangunnya tugu dan gapura nanti. Mantan Ketua Dewan Kesenian Indramayu periode 2009-2011 yang juga pelukis itu mewanti-wanti agar ketika telah dibangun, tak ada lagi kontroversi. Ia berpesan antara konsep dan perwujudannya benar-benar satu persepsi untuk menghindari saling tuduh dan saling lempar kesalahan. Kepada K2 FM, Diding belum memastikan apakah akan ikut lomba atau tidak. "Sebenarnya ada kegiatan lain yang banyak menyita waktu saya daripada ikut lomba," terang Diding. (Jeffry)
Sementara Syayidin, SR mengaku ada kekhawatiran pasca dibangunnya tugu dan gapura nanti. Mantan Ketua Dewan Kesenian Indramayu periode 2009-2011 yang juga pelukis itu mewanti-wanti agar ketika telah dibangun, tak ada lagi kontroversi. Ia berpesan antara konsep dan perwujudannya benar-benar satu persepsi untuk menghindari saling tuduh dan saling lempar kesalahan. Kepada K2 FM, Diding belum memastikan apakah akan ikut lomba atau tidak. "Sebenarnya ada kegiatan lain yang banyak menyita waktu saya daripada ikut lomba," terang Diding. (Jeffry)
Posting Komentar